AI Adoption in Public Sector

International consortium for the research initiative:
Global Artificial Intelligence Adoption Survey: Perceptions of Public Sector Employees

Tim Nasional
M. Yusuf (Prodi Ilmu Pemerintahan, Unja)
Maratun Saadah (Prodi Manajemen Pemerintahan, Unja)

Pertumbuhan eksponensial terbaru dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) menyoroti pentingnya memahami dampaknya terhadap sektor publik. Secara khusus, sangat penting untuk menganalisis bagaimana pegawai sektor publik dari beragam latar belakang budaya memandang dan berinteraksi dengan teknologi AI. Peningkatan pesat alat kecerdasan buatan menyoroti kebutuhan untuk memahami dampaknya terhadap sektor publik. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana pegawai di berbagai konteks budaya dan institusional memandang dan menggunakan kecerdasan buatan dalam pekerjaan mereka.

Secara khusus, riset ini menggunakan framework: Comprehensive questionnaire grounded in the UTAUT model (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) dengan topics: AI exposure, workplace effectiveness, training, ethics, readiness, resilience, social implications, etc

Figure 1: The interplay of artificial intelligence and hybrid public governance to create public value.

Sources: adapted by Dwivedi et al., 2019; Wirtz & Müller, 2019; Misuraca & Van Noordt, 2020; Kankanhalli et al., 2019; Aurora AI, 2021; Strokosch & Osborne, 2020.

Riset internasional ini dipimpin oleh Prof. Dr. Aleksander Aristovnik dari Faculty of Public Administration, University of Ljubljana, Slovenia, Eropa, dan ini merupakan bagian dari dua proyek besar (Aurora Project, dan Covid-19 Social Science Lab). Bersama mitra berbagai perguruan tinggi lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia (Universitas Jambi, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Padang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Telkom University, Bina Nusantara University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Tidar, dan Universitas Muhammadiyah Metro.

Riset ini memastikan representasi secara nasional dan sebanding antarnegara, yang menyasar responden dari beragam sektor publik, diantaranya: Pendidikan (20–25%), Kesehatan (25–30%), Pelayanan Umum (10–15%), Keamanan dan Ketertiban (8–12%), Serta sektor publik lainnya (pertahanan, lingkungan, sosial, dan ekonomi).

Tim peneliti Universitas Jambi membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dengan pengalaman berikut:

  1. Bekerja sama dengan para ahli terkemuka di bidang administrasi publik dan kecerdasan buatan (AI).
  2. Berpartisipasi dalam penelitian inovatif yang akan membentuk pemahaman tentang adopsi AI di sektor publik.
  3. Mendapatkan akses ke dataset unik yang mencakup berbagai negara.
  4. Menjadi co-author dalam publikasi ilmiah dan laporan kebijakan yang dihasilkan dari temuan survei, dengan target jurnal berdampak tinggi.
  5. Berpartisipasi dalam pertemuan konsorsium, lokakarya, dan konferensi.

Source: Covid-19 Social Science Lab

Info lebih lanjut:
M. Yusuf (myusuf@unja.ac.id)
Maratun Saadah (maratunsaadah@unja.ac.id)

Scroll to Top